oleh

Semesta Berdoa Lahir Pengganti Dari Dua Sosok yang Berpulang

Pekan ini Lombok Timur berduka, karena telah kehilangan dua putra terbaiknya, dua sosok yang patut disematkan pahlawan kemanusiaan, dua sosok yang telah mempurnakan pengabdiannya, dua sosok tauladan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk jiwa dan raga yang lain, dua sosok yang diabadikan semesta dalam do’a. Semesta merasa kehilangan, dan semesta pula berharap akan tumbuh dua sosok yang sama untuk mengganti dua sosok yang telah berpulang.

LOMBOK TIMUR, Corongrakyat.co.id- Publik Lombok Timur pekan ini berduka, dua putra terbaik berpulang dalam misi kemanusiaan. Sosok putra terbaik yang selanjutnya penulis sebut dengan pahlawan kemanusiaan itu adalah M. Zaini dan L. Bambang Budianto yang juga seorang wartawan, dua personel Tim Reaksi Cepat (TRC) Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur.

Hari Rabu itu awan mendung menyelimuti langit Gumi Patuh Karya, hujan pun membasahi hampir sebagian kota. Personel TRC regu 1 yang melaksanakan piket hari itu tampak siaga, memantau perkembangan cuaca dan tentu pula menanti ada laporan bencana dari warga, tentu seperti baiasanya, secangkir kopi menemani, menghangatkan tawa dan membakar semangat mereka. Hingga akhirnya laporan warga itu tiba, sontak Zaini, Bambang, Habibi, Gusti, Sofian, Husni dan Trisna bergegas, meninggalkan kopi yang baru saja mulai diseruputnya. Tepat sekitar Pukul 14:20 Wita mereka berbaris dengan segera dan menaiki mobil operasional kerjanya, dengan sirine menyala pertanda pertolongan bagi nyawa warga segera tiba, pahlawan kemansuiaan itu bertolak ke lokasi bencana pertama yang dilaporkan warga, tepatnya di Desa Kalijaga Tengah.

Mestinya seusai melaksanakan dharma kemanusiaannya di Desa Kalijaga Tengah, para pahlawan kemanusiaan itu harus berbalik ke pos utamanaya di Kantor BPBD Lombok Timur, tapi karena ada laporan kedua dari warga tentang terjadinya bencana banjir di Sambelia, para pahlawan kemanusiaan itu menghiraukan protokol tetap tugasnya, mereka memilih memutar arah ke titik bencana berikutnya, dan akhirnya peristiwa naas itu datang sebelum pertengahan jalan di titik tujuan.

Tepatnya di Dusun Benyer, Desa Telaga Waru, Wanasaba sekitar 15:30 Wita kendaraan mereka menghantam truk dari arah berlawanan. Para pahlawan kemanusiaan itu terlempar, dan sang juru kemudi (Zaini) memperoleh syahid di tempat kejadian.

Sebagai salah satu orang pertama yang mendapat informasi terjadinya peristiwa naas itu, yang serta mengakibatkan salah satu di antara ketujuh pahlawan itu ke Jannah-Nya, sudah tentu tersandera dalam suasana batin yang terguncang. Pasalnya di atas meja, tempat seruput kopi terakhir bersama dengan mereka, belumlah habis setengahnya. Ternyata tatkala penulis menikmati sisa kopi hangat terakhir bersama mereka di kala hujan itu, ketujuh pahlawan tengah berjibaku antara hidup dan syahidnya.

Tidak lama kemudian, sekitar 16:30 Wita, terdengar suara sirine ambulance hilir mudik bergantian membawa para tubuh mereka yang tak pernah lelah, dengan segera pula rekan kerjanya bergegas dar menyusul ke RSUD dr. R. Soedjono Selong. Rintihan dan darah segar yang membalut tubuh mereka itu, selaiknyalah telah cukup menjadi pertanda bagi semua, jika mereka hakikatnya adalah pemenang sejati, orang-orang terbaik dari terbaik, yang mampu menanjak ke titik kurva hidupnya yang tertinggi, sebab mereka para pahlawan kemanusiaan itu, telah mengorbankan jiwa dan raganya demi jiwa dan raga yang lain!

Keadaan tentang nasib ketujuh pahlawan kemanusiaan itu, dengan pasti diketahui dari Plt. Direktur RSUD dr. R. Soedjono, dr. Tantowi Jauhari, Sp.B yang turut memberikan penanganan, jika selain 1 orang yang telah diketahui bersama meninggal, terdapat 2 kritis, 1 luka berat, dan 3 sisanya dalam keadaan luka ringan, selanjutnya 2 korban kritis itu dirujuk ke RSUP Mataram untuk mendapat penanganan optimal.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD, Iwan Setiawan berserta Wakil Bupati Lombok Timur, H. Rumaksi SJ, S.H yang langsung mendatangi para korban di UGD RSUD dr. R. Soedjono tidak luput dari duka yang mendalam, dengan tampak mata yang berkaca-kaca disertai nada yang lirih di tengah suasana cemas dan harap semua orang, terutama para rekan dan kelurga korban, Iwan Setiawan mencurahkan ungkapan mendalam.

“Mereka adalah personel kami yang terbaik, mereka adalah pahlawan, loyalitas dan dedikasi mereka tidak diragukan untuk kemanusiaan, almarhum meninggal dalam tugas, kita (pemerintah-red) akan menanggung semua biaya korban sampai pulih,” tegas Iwan lirih.

H. Rumaksi dengan suasana kebatinan yang sama, menguraikan ungkapannya, baik secara pribadi dan kapasitasnya sebagai Wakil Bupati Lombok Timur, jika dirinya turut berbelasungkawa mendalam, dan memberikan penghormatan tertingginya kepada korban, para pahlawan kemanusiaan atas dedikasi dan pengabdiannya dalam menenuaikan tugas.

“Saya secara pribadi berbelasungkawa atas kepergian almarhum, beliau insya Allah Husnul Khatimah karena meninggal dalam tugas, dan saya minta kepada pak direktur untuk memberikan perawatan prima kepada korban, dan mari kita berdoa agar semua segera pulih dan dapat segera menjalankan tugas,” tuturnya.

Beberapa saat setelah itu, dua pahlawan kemanusiaan yang kritis atas nama Bambang dan Habibi langsung dirujuk. Setelah satu malam mendapatkan perawatan intensif, ternyata Tuhan berkehendak lain kepada Bambang, sekitar 08:00 Wita beliau dipanggil oleh sang pencipta dengan damai ke pangkuan-Nya selamanya.

Dari rentetan peristiwa yang telah terjadi, ada makna tersirat bagi diri pribadi dan untuk semua kita yang tercurah dari para pahlawan kemanusiaan. Makna tersebut adalah semangat pengabdian dan rasa saling keberterimaan antar mereka, pun dengan siapa saja. Itu adalah pesan berharga dan mendalam bagi siapapun yang memiliki kepekaan nurani dalam menjalani sisa hidupnya.

Tulisan ini tentu tidak akan cukup menarasikan heroisme mereka, sebab kata tidak akan pernah mampu menerangkan rasa, begitupula dengan fakta tentang mereka, kata terbatas untuk menguraikan yang seutuhnya. Terkhusus untuk semangat pengabdian dan rasa saling keberterimaan di jiwa-jiwa lepas mereka yang hakikatnya telah merdeka, utamanya teruntuk Almarhum Zaini dan Bambang, sosok pahlawan kemanusiaan yang telah mempurnakan dharma baktinya untuk jiwa dan raga yang lain. Semesta berkabung, atas kepulanganmu, semesta pula berdo’a serta mengabadikan dharmamu sebagai tauladan.

Teruntuk Alamarhum Zaini semesta berdoa semoga amal, ibadah dan pengabdianmu diterima oleh-Nya, untuk istrimu Siti Rauhun, untuk putramu Ardi Zahran Lillahi Ramdhani dan untuk putrimu Ahlus Sania Barokah, semesta larut dalam do’a agar kalian sabar, ikhlas dan tetap kuat menjalani hidup. Teruntuk Alamarhum Bambang, semesta juga mendoakan hal yang sama untukmu, begitupula kepada istrimu Maulina Santi Handayani dan anakmu Bq. Qayla Kurnia, semesta juga mendoakan hal yang sama.

Untaian do’a semesta juga tercurahkan kepada sejawat rekan kerjamu (Zaini, Bambang-red), untuk Habibi, semoga kau lekas sembuh dan segera keluar dari fase kritis, untuk Gusti, Sofian, Husni dan Trisna semoga kalian cepat pulih guna meneruskan dan melanjutkan kembali pengabdian rekanmu yang berpulang dan tentunya pengabdian kalian untuk kemanusiaan. (Cr-Pin)