oleh

Milenial, Gen Z, dan Pemilu 2024: Merayakan Semangat Kemerdekaan

Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, sorotan tak hanya tertuju pada sejarah perjuangan bangsa, tetapi juga pada peran generasi Milenial dan Gen Z dalam Pemilihan Umum 2024. Bagaimana peran keduanya mengartikulasikan semangat kemerdekaan di era politik kontemporer?

SETIAP TAHUN, tanggal 17 Agustus menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan refleksi atas perjalanan panjang negara ini menuju kemerdekaan. Pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 pada tahun 2023 kali ini, sorotan tak hanya tertuju pada sejarah perjuangan bangsa, tetapi juga pada peran generasi Milenial dan generasi pascamilenial atau generasi Z dalam Pemilihan Umum 2024. Bagaimana peran keduanya mengartikulasikan semangat kemerdekaan di era politik kontemporer?

Dalam sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia hingga 2020 didominasi generasi Z (Gen Z) dan generasi milenial. Gen Z adalah penduduk yang lahir pada kurun tahun 1997-2012, dan generasi milenial yang lahir periode 1981-1996. Dalam survei sepanjang Februari-September 2020 itu, jumlah Gen Z mencapai 75,49 juta jiwa (setara dengan 27,94 % dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa). Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa (25,87 %).

Besarnya penduduk usia produktif (bonus demografi) ini merupakan salah satu modal penting untuk menggenjot pembangunan menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menekankan bahwa Indonesia mempunyai peluang besar untuk meraih Indonesia Emas Tahun 2045 serta meraih posisi menjadi negara lima besar kekuatan ekonomi dunia. Hal itu dikatakan Presiden dalam pidato Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama  DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/08/2023). Presiden menyampaikan, bonus demografi Indonesia akan mencapai puncaknya tahun 2030-an. Hal ini harus dimanfaatkan secara maksimal jangan sampai terlewatkan percuma, tegasnya.

Milenial, Gen Z dan Pemilu 2024

Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sorotan tertuju pada peran signifikan yang akan dimainkan Generasi Milenial dan Z. Tidak lagi hanya menjadi segelintir pemilih, mereka telah menjadi kekuatan yang secara kolektif akan membentuk dan mengubah landscape politik di Indonesia.

Dekatnya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah mengundang sorotan yang tajam pada Generasi Milenial dan Gen Z. Kedua generasi ini, yang dikenal sebagai pelopor perubahan dan pemegang nilai-nilai progresif, tidak lagi hanya berperan sebagai pemilih biasa. Mereka telah bertransformasi menjadi kekuatan kolektif yang mampu mengubah pemandangan politik di Indonesia.

Dalam teori politik Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, partisipasi politik adalah tindakan warga negara yang bertujuan mempengaruhi keputusan pemerintah. Partisipasi ini bisa berupa aksi individu atau kolektif, spontan atau terorganisir, tetapi yang jelas, partisipasi generasi milenial dan Gen Z memiliki bobot penting dalam menentukan arah masa depan bangsa. Mereka memiliki peran sentral dalam menentukan siapa pemimpin dan perwakilan rakyat yang akan membentuk nasib Indonesia.

Dalam konteks Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan fakta yang mengesankan: lebih dari separuh dari total 204.807.222 warga negara yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah Gen Z dan Milenial. Gen Z, yang meliputi kelahiran tahun 1995 hingga 2000-an, membentuk sekitar 46.800.161 pemilih, sementara Generasi Milenial, yang lahir antara 1980 hingga 1994, mencatat angka sekitar 66.822.389. Angka ini menghasilkan kekuatan mayoritas yang luar biasa, mencapai 56,45 % dari total pemilih.

Pemilu adalah sebuah sistem yang kompleks, di mana berbagai subsistem saling berinteraksi. Hasil dari Pemilu membawa legitimasi rakyat sebagai sumber kekuasaan dan menggerakkan sistem politik menuju aspirasi rakyat. Pemilu yang kompetitif mampu menciptakan sistem politik demokratis yang mewakili kehendak masyarakat.

Pemilihan Umum bukan hanya sekadar proses periodik, tetapi sebuah panggilan penting untuk memastikan kedaulatan rakyat tetap hidup dan berdaya. Partisipasi generasi Milenial dan Gen Z dalam Pemilu adalah wujud tanggung jawab politik yang memastikan pemimpin yang terpilih mampu mengemban amanat masyarakat dengan baik. Melalui edukasi dan partisipasi aktif, generasi muda mampu merumuskan visi masa depan yang inklusif, progresif, dan mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang diraih dengan susah payah.

Merayakan Semangat Kemerdekaan

Semangat kemerdekaan dapat tetap hidup dan relevan hingga Pemilu pada tanggal 14 Januari 2024. Semangat kemerdekaan tidak hanya terbatas pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus, tetapi juga menjadi landasan dan inspirasi dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk dalam proses demokrasi seperti Pemilu.

Generasi Milenial dan Gen Z, sebagai bagian penting dari masyarakat Indonesia, memiliki peran untuk membawa semangat kemerdekaan ke dalam proses Pemilu. Mereka dapat menunjukkan semangat patriotisme dan tanggung jawab politik dengan ikut serta dalam memilih calon pemimpin dan wakil rakyat yang sesuai dengan nilai-nilai kemerdekaan dan aspirasi masyarakat.

Pemilu pada tanggal 14 Januari 2024 adalah kesempatan bagi generasi muda ini untuk berkontribusi dalam menentukan arah masa depan bangsa. Dengan melibatkan diri aktif dalam proses demokrasi, mereka mampu mengartikulasikan semangat kemerdekaan melalui suara dan partisipasi dalam membangun negara yang lebih baik dan lebih inklusif. Oleh karena itu, semangat kemerdekaan dapat dan seharusnya terus hidup dan berdampak positif dalam momentum Pemilu yang akan datang. (*)

 

*Muh. Rifa’i Ilhamudin (Pemerhati Isu Demokrasi dan Lingkungan)