Tiga Kecamatan Diserang DBD

Kepala Dinas kesehatan KLU dr. Beny nugroho Kepala Dinas kesehatan KLU dr. Beny nugroho  F-BENNY NUGROHO Kadis Kesehatan KLU
Kepala Dinas kesehatan KLU dr. Beny nugroho
Kepala Dinas kesehatan KLU dr. Beny nugroho
F-BENNY NUGROHO Kadis Kesehatan KLU

KLU, Corong Rakyat– Setelah sebelumnya tiga orang dilaporkan tercatat suspect demam berdarah di Kecamatan Pemenang, kini laporan suspect demam berdarah kembali muncul. Kali ini dua orang dari Kecamatan Tanjung dan dua orang dari Kecamatan Gangga dilaporkan menderita gejala demam berdarah.

“Pagi ini ada empat warga yang dilaporkan menderita gejala demam berdarah,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Utara, Benny Nugroho, senin,(18/01/2018) kemarin.

Dijelaskannya, gejala-gejala yang dialami warga sampai saat ini hanya demam tinggi dan trombosit menurun.

“Kalau yang tiga orang dari Pemenang itu sudah negatif, dan yang baru di dua kecamatan ini masih kita observasi,” paparnya.

Benny menambahkan, setelah bermunculan suspect demam berdarah, pihaknya pun hari ini (kemarin,red) sudah menyebar surat edaran ke kecamatan dan puskesmas, untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara melakukan pencegahan, yang mana diketahui penyakit DBD sendiri merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk jenis aides aegepty.

“Hari ini kita sudah kirim surat edaran, kecamatan kami minta menyampaikannya juga ke desa dan masyarakat,” tandasnya.

Lebih lanjut, Benny mengungkapkan dengan fenomena alam berupa hujan diselingi panas yang cukup lama merupakan faktor potensial perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menularkan demam berdarah dengue (DBD)

“Memang sebarannya sekarang hampir di seluruh kecamatan,” katanya.

Sementara itu, Dari data Dikes, pada 2015 lalu terjadi 110 kasus DBD di Lombok Utara. Dari 110 kasus tersebut, Kecamatan Tanjung berada di posisi teratas dengan 41 kasus, dan Kecamatan Gangga sebanyak 28 kasus.

“Oleh karena itu, diharapkan semua Puskesmas bekerjasama dengan lintas sektoral agar dapat meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR). Terhadap penemuan kasus DBD agar segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan,” tutur Benny.

Langkah-langkah yang perlu segera dilakukan mengantisipasi DBD adalah meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan 3M plus, menguras dan menutup tempat penampungan air, mengubur dan memanfaatkan kembali barang bekas yang dapat menjadi genangan air, plus mencegah gigitan nyamuk melalui satu rumah satu juru pemantau jentik, menggunakan kelambu dan obat anti nyamuk.

Selain itu, meningkatkan kesiapsiagaan TGC (Tim Gerak Cepat) puskesmas dan jajarannya untuk melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap peningkatan penyakit yang berpotensi wabah terutama DBD.

“Kami juga sudah menyiapkan alat-alat untuk melakukan fogging. Kalau sudah ada hasil survailans dimana wilayah-wilayah yang banyak jentik nyamuknya baru kita bergerak untuk fogging,” pungkasnya. (Adi)