Lotim patut berbangga, pasalnya dalam ajang lomba desa wisata internasional yang dihelat oleh UNWTO, Desa Tete Batu terpilih menjadi wakil Indonesia pada ajang bergengsi itu. Diharap, dengan keterwakilan itu, pariwisata Lotim, dan NTB umumnya terdongkrak di masa Pandemi Covid-19.
LOMBOK TIMUR, Corongrakyat.co.id- Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur akan mewakili Indonesia dalam lomba Best Tourism Village World Tourism Organization (UNWTO) 2021. Adapun alasan terpilihnya Desa Tete Batu diikutsertakan dalam lomba kali ini, karena dianggap sebagai Desa Wisata tertua di NTB, disebutkan bahwa Desa Tete Batu sudah menjadi tempat wisata semenjak tahun 1925-1930 silam.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim Muhammad Nursandi menerangkan, salah satu alasan Desa Tete Batu dipilih karena merupakan Desa wisata tertua yang dulunya menjadi tempat persinggahan pada zaman Jepang dan Belanda. Itu juga dibuktikan dengan adanya wisma Raden Soedjono yang masih nampak jelas hingga saat ini di Desa Tete Batu.
Dia melanjutkan, jika di kawasan timur Gunung Rinjani terdapat Sembalun, maka di kawasan selatan Rinjani terdapat banyak desa yang di antaranya ialah Desa Tete Batu. Adapun permintaan dari UNWTO hanya satu desa yang akan mengikuti lomba, namun tentu pelaksanaan lomba skala internasional itu akan otomatis berdampak ke desa-desa sekitarnya.
“Penting untuk diketahui oleh masyarakat dunia nantinya, dengan adanya keterwakilan Tete Batu ini sangat membanggakan, karena kabupaten lain di Lombok ini terkadang hanya punya pantai atau air terjun, namun di Lotim ini lengkap semuanya, bahkan 50 persen kawasan Lotim ini berada di Geopark Rinjani,” jelasnya ketika jumpa pers di Rupatama I Kantor Bupati Lotim. (02/08/2021).
Sandi mengaku sangat bersyukur dengan ikutnya Desa Tete Batu dalam ajang bergengsi tersebut, pasalnya dia sendiri baru menjabat sebagai Ketua BPPD Lotim selama 30 hari. Dia mengatakan masih banyak dokumen-dokumen untuk melengkapi lomba tersebut nantinya yang akan dinilai pada bulan Oktober 2021.
“Ini pencapaian kami di 30 hari mencari cinta, karena diakui wisata di Lotim ini tumbuh sangat pelan, tapi alhamdulillah setelah kami 30 hari di BPPD ini, kita sudah dipilih untuk mewakili Indonesia di ajang UNWTO 2021,” ulasnya.
Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur H. Mugni menandaskan, Desa Tete Batu adalah sejarah awal wisata di Lotim. Menurutnya semua wisata yang ada di Lotim ini diawali dari Desa Tete Batu, setelah itu kemudian muncul Desa Wisata Sembalun dan yang lainnya.
“Dengan alasan itulah kami memilih Desa Tete Batu, semoga dengan adanya UNWTO ini menjadikan Tete Batu sebagai percontohan bagi desa-desa wisata lainnya, dan itu memang harus satu desa yang diikutkan, akan tetap pasti dampaknya ke desa sebelah nantinya,” tutur Mugni.
Sementara itu, tokoh penggerak desa wisata NTB, Taufan Rahmadi menjabarkan, ketika Desa Tete Batu ikut dalam lomba best tourism village UNWTO 2021 telah mendapatkan prioritas A, yang artinya menjadi perhatian pemerintah terutama dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI).
Menurutnya, lomba kali ini bukan asal-asalan, dampaknya bukan hanya bagi daerah atau provinsi, namun akan berefek bagi Indonesia. Bahkan, lomba yang diadakan skala dunia ini harus benar-benar mempersiapkan dokumen dan perangkatnya dengan teliti dan detail.
Pasalnya, kata Taufan jika Desa Tete Batu menang maka nantinya akan menjadi branding wisata di tingkat dunia. Sebab, saat ini pariwisata memerlukan ajang promosi internasional untuk mencapai market wisata dengan skala yang besar. Hal itu juga sebagai penunjang ekonomi masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.
Masih lanjut Taufan, saat ini dengan keterwakilan Desa Tete Batu untuk Indonesia, memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat. Mengingat terdapat 75 ribu desa yang ada di Indonesia, dan Desa Tete Batu akan dilihat nantinya oleh juri di tingkat Internasional.
“Kalaupun nantinya misalkan tidak dapat juara, tapi dampaknya akan tetap ke arah yang positif, karena sudah menjadi salah satu kandidat di event dunia. Salah satu yang menjadi penilaian juri nantinya, desa yang masih mempertahankan budayanya, dan salah satunya Desa Tete Batu itu menjadi desa tertua untuk berwisata, itu dibuktikan dengan sejarah dan peninggalannya di sana,” tandas Taufan. (Cr-Pin)