Warga Penerima Bantuan RTLH Keluhkan Untuk Upah Tukang

Warga desa Teros yang menerima bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) keluhkan tidak adanya dana bantuan yang di peruntukkan untuk dana upah tukang.
Lombok Timur. Corongrakyat.co.id – warga peneriman bantuan RTLH dari dana bantuan kabupaten Lombok Timur di Desa Teros dikumpulkan oleh Pokja Kecamatan Labuhan Haji guna memusyawarahkan bagaimana cara pembelian bahan bangunan yang diperuntukkan bagi mereka.(Rabu/03/11/2014)
Dalam pertemuan tersebut banyak warga yang mempermasahkan tidak ada dana untuk upah tukang yang diberikan oleh pemerintah daerah, mereka memang mengakui bahwa akan ada gotong royong, tetapi gotong royong juga tetap saja akan diberi makan dan minum, jadi mereka agak bingung juga untuk bagaimana nantinya mereka akan membiyai rehab rumah mereka.

Salah seorang ibu justru berbisik kepada temannya dari mana mereka akan membiayai rehab rumah tersebut karna dalam bantuan sejumlah Rp 7.500.000 tersebut tidak ada lokasi anggaran untuk upah tukang.
Sekitar 24 penerima bantuan datang untuk mendengarkan bagaimna mekanisme dari penyaluran bantuan tersebut. Pihak kecamatan yang diwakili oleh 2 orang petugasnya menyatakan bahwa, yang semula bantuan tersebut akan disalurkan ke rekening masing masing penerima bantuan, namun untuk memudahkan warga maka dibentuklah kelompok agar lebih terkoordinir. “Jadi hanya ketua kelompok nantinya yang akan membuka rekening, dan masing-masing penerima bantuan akan dipotong Rp.50.000,” jelas Kasi Pem Kec. Labuhan Haji.
Pertemuan yang semula agak alot dikarenakan warga penerima bantuan disarankan membeli bahan bangunan di salah satu pengusaha, tetapi dikarenakan banyaknya kemudahan yang ditawarkan oleh pihak ketiga maka warga setuju memesan bahan bangunan di pihak ketiga tersebut.
Salah seorang warga penerima bantuan Harpan yang mewakili orang tuanya mengatakan bahwa penunjukan pihak ketiga di Desa Teros dalam pengadaan bahan bangunan ini sudah sangat transfaran, menurutnya keuntungan warga pertama adalah Pemda Lombok Timur akan mencairkan Rp 3.750.000 pada tahap pertama dan nominal yang sama akan dicairkan pada tahap berikutnya, tetapi dari pihak ketiga tersebut berani mendropkan sejumlah Rp.7.500.000 ,walaupun pada tahap pertama warga hanya menerima setengah dati jumlah bantuan tersebut. Dari pihak ketigapun berjanji akan memberikan harga yang sangat rendah dari harga pasar yang ada .(cr-mj)