Rusuh di Pringgasela pada Jumat malam sekitar jam 20.00 Wita (Jumat,26/06/2015) kejadian tersebut memang bagai api dalaam sekam, menurut beberapa warga mereka sangat tersinggung dikarenakan warga yang menganut paham assunnah ini selalu membidahkan(mengharamkan,red) banyak hal menurut mereka tuan guru yang mengajarkan agama didesa itu tidak pernah membidahkan, Selain itu pembangunan musholla juga oleh penganut faham tersebut menjadi masalah. Beruntung kejadian tersebut belum memakan korban.

Lombok Timur, corongrakyat.co.id – Adanya aksi massa yang akan melempar dan membakar musholla milik Assunnah tersebut , pihak Kesbangpoldagri dan aparat kepolisian Lombok Timur langsung menggelar rapat di aula kantor badan Kesbangpoldagri yang dihadiri oleh warga yayasan Assunnah.(Sabtu,27/06/2015)
Dalam pertemuan tersebut beberapa orang hadir dari yayasan Assunnah, mereka menyatakan bahwa mereka bukanlah aliran sesat seperti yang di katakan masyarakat desa Pringgasela, mengenai kenapa mereka melakukan pisah sholat terawih menurut Ustad Abdulloh Husni karena mereka tidak mau sholat cepat, karena tanpa ada tumakninah maka sholat menjadi sia -sia . Selain itu kami nantinya di tempat membangun musholla tersebut akan mereka pakai sebagai tempat dakwah, Ada kegiatan sosial pembagian zakat untuk pakir miskin dan kegiatan agama lainnya.
Selama ini menurut jemaah Assunnah Ridwan Bin Sholihin pihaknya sudah mencoba untuk berbaur dengan masyarakat sekitar, upaya yang dilakukan jemaah Assunnah Pringgabaya ialah dengan memberikan sumbangan sebesar Rp 150 juta kepada masjid jami’ di Pringgesela, tetapi dengan syarat Jemaah Assunnah diberikan memanfaatkan masjid tersebut untuk kajian Islam seminggu sekali dan di berikan ruang untuk mereka sebulan sekali pengajian di tempat tersebut.
“ Mengenai permintaan untuk berbaur kami sangat senang dan setuju, namun syarat yang kami ajukan tersebut juga hendaknya disetujui juga oleh masyarakat, namun masyarakat Pringgasela tidak menyetujui syarat yang kami ajukan, sehingga kami membeli tanah 4 are dan membangun musholla yang saat ini kami tempati untuk sholat terawih,” jelas Ridwan Bin Sholihin.
Kepala Bakesbangpoldagri Lombok Timur H.Sudirman S H pada pertemuan tersebut mengatakan pada jemaah Assunnah agar jangan saling menyinggung, karena masyarakat saat ini keberatan jika semua yang mereka lakukan haram dan bid’ah, hal tersebut yang perlu dikurangi dulu menurut kaban Kesbangpoldagri.
“Masyarakat cuman maunya jangan ada saling menyinggung, sehingga kita lebih nyaman beribadah,” ujarnya pada jemaah Assunnah.
Sedangkan Kapolres Lombok Timur AKBP Heri Prihanto S.Ik dalam pertemuan tersebut lebih menekankan kepada kedua belah pihak agar sama-sama bersabar dan tidak saling menyinggung, saran kapolres kepada Jemaah Assunnah untuk tidak melakukan kegiatan di Pringgasela dulu, hal tersebut demi keamanan dan kenyamanan beribadah di bulan suci Ramadan.
“Polres hanya menjaga keamanan di pringgasela, kenyamanan ummat atau masyarakat menjadi hal yang prioritas bagi kami,” tegasnya.
Musyawarah antar jemaaah Assunnah dengan masyarakat desa Pringgasela akan dijadwalkan hari (Selasa,30/06/2015) depan oleh Bakesbangpoldagri untuk membahas agar kedua belah pihak sama-sama menerima dan bisa hidup rukun kedepannya.(MJ)