
Sumbawa, Corong Rakyat – Permasalahan ketersediaan air bagi warga Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Brang Lamar, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sepertinya tidak akan terselesaikan. Kran air yang dipasang di setiap blok pada Desember tahun lalu hanya akan menjadi sia-sia dan tidak akan pernah mengeluarkan air, karena tidak ada satupun yang tersambung dengan pipa utama yang pernah dibuat sejak UPT tersebut dibangun.
Bak penampungan air yang disebutkan sebagai sarana pemasok air utama, oleh Kepala Bidang Transmigrasi, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja (STT) Kabupaten Sumbawa Zainal Abidin mengatakan bahwa mereka tidak memiliki sumber air sama sekali, yang ada tidak lebih dari cekdam berukuran kecil yang hanya berisi kerikil, sebagaimana hasil pantauan langsung wartawan, Rabu (13/1/2014).
Perjalanan menuju ke mata air yang berada di tengah belantara tersebut memakan waktu sekitar 50 menit dari UPT Brang Lamar. Dimulai dengan mengendarai sepeda motor sekitar 15 menit ke dalam hutan, dilanjutkan dengan berjalan kaki naik turun tebing memakan waktu lebih dari setengah jam, kita akan menemukan cekdam kering tersebut tanpa pintu air dan sebuah baik air yang berdinding batu dan semen hanya berisi sampah daun kering.
Sepanjang perjalanan kita akan dapatkan pipa paralon berukuran 3 inchi, yang sebagian besar sudah terputus, baik oleh faktor alam yang disebabkan oleh babi liar maupun rusa sebagaimana jejak kaki yang terlihat. Pipa tersebut juga banyak yang diambil oleh peladang liar dan pelaku pembalakan liar, tutur beberapa warga UPT Brang Lamar yang menyertai wartawan dalam perjalanan tersebut.
Zainal Abidin, saat dimintai penjelasannya tentang kondisi pasilitas tersebut via telepon genggamnya mengatakan keringnya mata air tersebut adalah sebuah kelaziman di saat kemarau, karena semua mata air di wilayah tersebut mengering pada musim kemarau. Adapun mengenai bak air yang tidak berfungsi dan pipa yang rusak akan diusahakan penggantiannya dengan berkoordinasi dengan Disnakertrans Propinsi NTB, terangnya.
Zainal Abidin juga tidak dapat memastikan apakah pada tahun 2016 ini permasalahan kebutuhan vital tersebut akan terselesaikan karena menunggu kepastian dari Disnakertan Propinsi NTB
Pernyataan Kepala Bidang Transmigrasi tersebut spontan mendapatkan reaksi dari warga UPT. Brang Lamar. Ibon, salah seorang warga yang berasal dari Selong, Lombok Timur, Ibon mengatakan masyarakat tidak membutuhkan aliran air di saat penghujan, karena pada saat tersebut air hujan bisa ditampung dalam bak milik masing-masing warga.
“Masyarakat membutuhkan aliran air sepanjang tahun, bukan di musim hujan,” cetusnya.
Senada dengan Ibon, Paharudin yang akrab dipanggil Ipang mengatakan bahwa, proyek pemasangan kran di beberapa titik dalam komplek UPT adalah proyek sia-sia yang tidak direncanakan dengan baik, karena pipa utama dan bak penampungan air tidak pernah terisi air sama sekali sejak pertama kali mereka menempati UPT tersebut.
“Kami harap pemerintah mau mengaudit proyek-proyek tersebut agar hajatan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat tepat sasaran dan dapat berjalan dengan baik, tidak sebaliknya hanya menguntungkan segelintir orang saja”, tegasnya.(Dar)