Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan warga UPT Brang Lamar akhirnya banyak yang tak bertahan, semula niat mereka untuk merubah nasib menjadi lebih baik justru didaerah UPT mereka lebih terpuruk, dikarenakan tak ada air dan listrik, lebih dari 60 KK (Kepala Keluarga) yang meninggalkan UPT dan kembali ke kampung halaman mereka.

Sumbawa, Corong Rakyat – Bayangkan bagaimana sulitnya hidup dua tahun tanpa air dan listrik, setidaknya itulah yang dijalani oleh warga Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Brang Lamar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa. Sebuah tempat yang bisa dibilang terpencil, berjarak sekitar 20 kilometer arah barat Kota Kecamatan Lunyuk, sedangkan untuk mencapai Lunyuk dibutuhkan waktu 3,5 jam dengan menumpang bus dari Kota Sumbawa Besar.
Sampai dengan saat ini tidak ada angkutan umum dari kota Kecamatan Lunyuk menuju kawasan tersebut demikian juga sebaliknya. Saat wartawan berkunjung ke sana, Rabu (12/1/2016) satu-satunya jasa transportasi umum yang ada hanya ojek dengan tarif yang harus dinegosiasikan terlebih dahulu.
Kepala Dusun di UPT Brang Lamar Rasid yang menyambut kedatangan wartawan saat itu mengatakan setahun lalu pernah ada kendaraan penumpang umum perintis milik Pemkab Sumbawa yang dioperasikan oleh Pemerintah Kecamatan Lunyuk, tetapi tiba-tiba menghilang sampai dengan saat ini dengan alasan yang tidak jelas.
Tidak hanya terpencil yang menjadi masalah warga UPT Brang Lamar, tapi juga listrik dan air, baik air bersih maupun air untuk bertani.
“Sejak warga ditempatkan, pasilitas tersebut tidak pernah ada, “ujar Rasyid.
Rasyid menjelaskan, selama ini untuk bertani masyarakat mengandalkan air hujan, sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga baik untuk minum, mencuci, mandi dan lain-lain warga mengandalkan air sungai yang mengalir di lembah sebelum memasuki kawasan ini. Namun karena kemarau panjang sebagian besar masyarakat mengalami gagal tanam karena curah hujan yang sangat minim. Bagi warga yang memiliki kendaraan roda dua permasalahan ini bisa sedikit teratasi dengan mengangkut air dari sungai.
Adapun untuk kebutuhan air minum dan memasak, warga UPT Brang Lamar mensiasati dengan membuat lubang kecil di pinggir aliran sungai, sebagaimama yang dilihat langsung oleh wartawan
Adapun mengenai listrik, Rasyid mengatakan pihak Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupatem Sumbawa telah memasang instalasi internal di seluruh rumah yang ada, tanpa kejelasan kapan akan disambungan dengan kabel milik PLN yang melintas di atas pemukiman mereka.
“Dengan kondisi ini, sampai dengan saat ini lebih dari 60 KK (Kepala Keluarga) yang meninggalkan UPT dan kembali ke kampung halaman mereka,” pungkas Rasyid.
Kepala Bidang Transmigrasi pada Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa Zainal Abidin saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya membenarkan tidak adanya air dan listrik di dalam kawasan tersebut.
Mengenai air, Zainal mengatakan, sebelum warga menghuni UPT Brang Lamar, sebenarnya pihaknya telah membuat penampungan di mata air yang berada di atas kawasan tersebut demikian juga instalasi air berupa pipa menuju kawasan UPT sudah terpasang, namun karena banyak kendala hingga saat ini air tidak bisa dialirkan.
Sedangkan untuk menyambung listrik ke instalasi internal pihaknya masih menunggu jawaban surat yang pernah dilayangkan kepada PLN, ucap Zainal.
Zainal juga menambahkan bahwa tidak dapat memastikan kedua kebutuhan vital tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2016.(Dar)