Lombok Tengah – Tahun 2022 pembangunan pasar Seni Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah (Loteng), rampung dikerjakan. Namun selama ini, pasar Seni yang menelan anggaran Rp 17 Miliar tersebut, hanya beroperasi stagnan, artinya pergerakan bisnis anyaman rotan tidak lancar, sejumlah kegiatan dipusatkan di pasar seni ini, seperti Peresean, tempat pengobatan gratis, senam dan sejumlah kegiatan lainnya.
Lamanya tidak beroperasi dalam pergerakan bisnis anyaman rotan, kini PLT Bupati Loteng, telah mulai melirik pembangunan tersebut untuk dioperasikan. “Insyaallah besok Senin 18 November, kita launching pasar Seni ini mulai beroperasi,” kata PLT Bupati Loteng H. A. Aziz, Jumat (15/11). Setelah dilaunching, di hari yang sama langsung akan di tetapkan jadi hari beroperasi sampai malam.
Memilih hari Senin lanjutnya, itu merupakan hasil kajian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Loteng, selaku dinas yang membidangi perdagangan. Ditanya sumber kerajinan yang akan mengisi pasar Seni Sengkerang paska beroperasi, PLT Bupati Loteng mengatakan, soal sumber hasil kerajinan, pihaknya tidak hafal betul, jadi silahkan bisa ditanya langsung ke Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Hanya saja, pihaknya berharap dengan beroperasinya pasar Seni Sengkerang ini, mampu membawa keberkahan dan meningkatkan kesejahteraan bagi para pengerajin pada khususnya dan masyarakat secara umum. Sebab dengan adanya pusat kesenian ini, nantinya para wisatawan ataupun masyarakat lokal bakal banyak berkunjung dan semakin ramai tingkat kunjungan maka semakin banyak rizki yang datang. “Yang jelas, semoga dengan beroperasinya pasar seni ini, mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat dan masyarakat juga semakin semangat dan rajin mengembangkan seni anyaman,” harapnya.
Sementara itu pengerajin dari Darmaji Kecamatan Kopang Loteng Kadri mengaku, kedatangannya ke lokasi ini, sebab pihaknya salah satu pengusaha sekaligus pemilik UD Terang Terus, yang fokus pada usaha rotan. Kedatangannya ini juga lanjutnya, pihaknya bawa beberapa contoh hasil anyaman rotan, seperti tas tulang sabit, gendang, rambu roket dan yang lainnya. “Insyallah besok pas lounching saya akan bawa dengan model yang lain dan lebih banyak, biar banyak dipajang,” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Loteng Baig Yuliana Sapriani mengaku bersyukur, setelah lama tidak dioperasikan, akhirnya di akhir tahun ini bisa dioperasikan. “Banyak cara sudah kita lakukan, agar gedung ini tetap ramai dan di kenal masyarakat, misalnya saja beberapa bulan lalu kita kerjasama dengan paguyuban Peresean, termasuk pernah dijadikan pusat pengobatan gratis yang melibatkan puluhan dokter,” katanya.
“Itu semua tentunya salah satu langkah, dalam mempromosikan keberadaan Gedung ini,” sambungnya. Selanjutnya, di tahap awal ini, pihaknya akan terfokus pada penjualan produk kerajinan ketak dan rotan, termasuk kuliner. “Kerajinan kerajinan yang biasa dibuat oleh para pengerajin kita, itu kita akan pasarkan, termasuk beberapa kuliner kita,” ujarnya.
Selain itu, di beberapa sudut sudah di buatkan angkringan, dengan harapan tingkat kunjungan sampai malam, semakin ramai. “Jika tidak kita yang memulai kan, lalu siapa lagi makanya kita coba kebut dengan beberapa program, semoga pasar seni Sengkerang ini cepat ramai, dan memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah” harapnya. (*)