
Ketika Dunia di guncangkan dengan berbagai gejolak konflik dan ketika dunia menjadi saksi tentang bagaimana kekerasan berujung pada tragedi kemanusiaan, maka perlu kiranya mempertahankan kearipan budaya lokal untuk mendamaikan dunia, salah satunya dengan mempertahankan tradisi para leluhur kita seperti membumikan mekar makam keramat .
Oleh : M Khairudin
Lombok Timur, Corong Rakyat– Dalam rangka memperingati hari perdamaian dunia, Gusdurian NTB bekerjasama dengan Lembaga Adat Songak pada hari ( Senin, 21/09) bertempat di makam keramat Songak Desa Songak, Kecamatan Sakra menggelar acara nyekar makam keramat atau do’a makam keramat guna untuk membumikan kearifan budaya lokal yang ada di Lombok
Acara yang berlangsung pada sore hari ba’da Ashar yang bertemakan “Membumikan Tradisi Gusdur untuk perdamaian dunia” kegiatan ini di hadiri oleh kalangan tokoh adat Songak, tokoh agama, tokoh masyarakat, Asisten 2 Kabupaten Lombok Timur Drs. Syarif Waliyulloh MM, mahasiswa dan kalangan media, baik lokal maupun nasional, di mulai di Masjid Kuno Songak dengan zikir dan mantra dan dilanjutkan ke makam keramat Songak dengan membawa beragam persembahan seperti menyan dan buah- buahan, sambil diiringi tabuhan Gendang Beleq.
Mastur sangsaka M.Si selaku Ketua Gusdurian NTB ketika di wawancarai Wartawan Corong Rakyat mengungkapkan, bahwa pada tanggal 21September semua Gusdurian serentak untuk melakukan acara hari perdamaian dunia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), namun di NTB kegiatan tersebut sengaja di padukan dengan budaya lokal atau kearifan lokal karna budaya sasak terkenal dengan rahmatanlilalamin
“Acara ini adalah tonggak awal untuk terus mengupayakan perdamaian dunia yang saat ini banyak terjadi diskriminasi, terutama di kalangan minoritas, sehingga terjadi banyaknya aliran- aliran yang keras menganut paham radikalisme,” ungkapnya
Ditambahkanya lagi, bahwa Gusdurian akan terus mendampingi tradisi adat yang menghargai perbedaan dan menjunjung keadilan, karna di jelaskannya bahwa, perdamaian tanpa keadilan maka tidak akan pernah tercapai dan hanya menjadi sebuah ilusi
Sementara itu, Murdiah selaku Kepala Adat dan Imam Masjid Kuno memaparkan bahwa ritual bejango makam keramat di laksanakan dengan harapan tidak ada lagi pertikaian yang terjadi antar berbangsa dan bernegara.
“kita berharap dengan acara ini tidak terjadi lagi hal- hal yang kita tidak inginkan, seperti yang banyak terjadi saat ini, yaitu radikalisme agama, sehingga dengan acara ini kita bisa mengislamkan orang islam dan jangan ada pertentangan” terangnya
Ditambahkanya, bahwa agama islam mengajarkan kita untuk mengingatkan saudara kita dengan tidak memakai kekerasaan, sehingga mewujudkan perdamaian dengan berpedoman pada agama dan adat yang diajarkan oleh leluhur kita terdahulu.
Selain itu Assiten Dua Kabupaten Lombok Timur. Drs syarif waliyulloh, MM. Dalam sambutanya mengungkapkan bahwa event seperti ini sangat baik untuk di pertahankan, untuk bisa menyerukan kepada seluruh bangsa untuk menghentikan pertikaian dan bisa memadukan agama secara syariat dan ma’ripat.
“ Event seperti ini sangat baik untuk di lestarikan, karna selain sebagai penarik minat para wisatawan, namun acara ini juga untuk kita sama- sama menyerukan kepada semua bangsa untuk menghentikan pertikaian,” ungkapnya
Asissten Dua jugaa mengingatkan semua masyarakat terutama element muda, sudah seharusnya menggali sejarah para leluhur sehingga nantinya bisa di lestarikan, karna jangan sampai ketika para tokoh budaya sudah meninggal maka sejarah nenek moyang yang kaya akan religi akan di lupakan.####