Masyarakat Keluhkan tingginya Pembayaran Rekening Air PDAM

Lombok Timur.corongrakyat.co.id – Air menjadi kebutuhan pokok masyarakat yang tidak bisa terpisahkan, namun beda lagi yang dialami masyarakat sambelia dasa senaggalih,( Minggu,20/06/2015) dari investigasi wartawan corong rakyat di lapangan, masalah perairan didesa tersebut.masyarakat beranggapan mereka selalu diperas, hal tersebut dikarenakan tingginya pembayaran air yang memakai PDAM  (perusahaan daerah air minum), masyarakat sering geram , karena memakai air sesuai kebutuhanpun mereka harus membayar tagihan sangat tinggi alias mahal. Pembayaran yang tinggi tersebut bukan saja tahun ini saja tetapi tahun-tahun sebelumnya pembayaran juga tetap saja mahal., ujung0ujungnya dengan pembayaran yang sangat tinggi menurut ukuran masyarakat Senanggalih banyak yang sering nonggak sampai 2 atau 3 bulan, bahkan ada yang melewati kuota sehongga mereka harus diputuskan aliran air oleh PDAM.

Akhir tahun ini pemerintah desa setempat  melakukan penyaluran air yang sering disebut PAMDES,sehingga masyarakat beralih pemakaian dari PDAM ke PAMDES..salah seorang pelanggan PDAM Mama Novi mengungkapkan, dirinya sudah 15 tahun lebih memakai PDAM dan pada saat ini saya mau memakai  pamdes tetapi tidak untuk  berhenti memakai PDAM, dikarnakan nanti jika ada salah satunya macet ia masih punya cadangan.

“ saya kalo pakai PDAM tidak berani nyiram halaman rumah karna tingginya tingkat pembayaran.satu bulan saja bisa mencapai 150 ribu bahkan lebih,” ungkapnya.

Sedangkan pelanggan yang lain mama Anik mengatakan dirinya satu bulan bisa membayar Rp 300 ribu bahkan lebih. Ia heran kenapa air mereka sendiri bayarnya sangat mahal, sedangkan Pamdes mereka hanya membayar iuran Rp 10 ribu perbulannya dan kepuasan memampaatkan air tidak ada batasnya, mereka tidak takut lagi dengan ancaman pembayaran mahal yang cukup membuat mereka pusing.

Namun ditengah-tengah keasikan masyarakat memakai air pamdes yang begitu murah, masalah kebersihan juga menjadi keluhan dari masyarakat, salah satunya adalah ibu Ida ketika mencuci pakaian ia menemukan kotoran manusia atau tinja bercampur dengan air yang mengalir, . iapun melapor ke kepala desa Senanggalih Yusup, kades justru tidak percaya dengan laporan warganya yang menemukan tinja atau kotoran manusia di aliran air pamdes tersebut.

 

Direktur PDAM Lombok Timur M Isro’I mengungkapkan bahwa pamdes desa Senanggalih belum memiliki penampungan air bersih, itulah sebabnya air pamdes sering mengalami keruh. Ia juga mengungkapkan keterbatasan alat yang digunakan pamdes sehingga kalo datangnya banjir bisa saja airnya keruh bahkan bisa saja mati.

“Namun kalau di PDAM, ketika datangnya banjir kami sudah siapkan penampung air bersih dan masyarakat bisa memakainya untuk sekedar masak, sementara  menunggu banjirnya selesai, sedangkan tingginya pembayaran untuk perawatan agar PDAM tetap terkontrol, lebih lebih konflik kehutanan di daerah sambelia menjadi kekhawatiran kita terhadap air bersih,” jelasnya pada corongrakyat.co.id.(SJ).