Lombok Tengah – ASI ASLI mencuri perhatian dalam pameran pendidikan Gerak Nyata Aksi Pemulihan Pembelajaran (Gerak Mulia) di Kemendikbudristek, Jakarta, beberapa pekan lalu. ASI ASLI adalah singkatan dari Aplikasi Asesmen Literasi Jenjang SD. Aplikasi ini dikembangkan oleh Tim Akselesari Literasi Numerasi Kabupaten (TALK) Lombok Tengah (Loteng), Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk membantu guru mengukur kemampuan membaca siswa. Tahun 2023 lalu, ASI ASLI memenangkan lomba inovasi daerah (SINOVA) di Lombok Tengah.
Banyak pengunjung tertarik dengan ASI ASLI, termasuk Nur Hikmah Wijaya, Kepala Sekolah Dasar Negeri Magunjaya 01 Bekasi, Jawa Barat. Ia datang ke Jakarta untuk mencari cara meningkatkan kemampuan literasi siswa. Melalui pameran Gerak Mulia, ia berharap menemukan produk atau gagasan yang dapat dipakai di sekolahnya.
Nur Hikmah tiba di Jakarta tengah hari. Ia mengunjungi satu per satu stan pameran yang berdiri kokoh di depan Gedung A Kemendikbudristek. Di stan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) program kemitraan Australia-Indonesia, Nur Hikmah bertemu dengan Lalu Jazuli, pengawas sekolah dasar dari Loteng. Laki-laki yang murah senyum ini memperkenalkan ASI ASLI kepadanya. Saat pertama kali melihat demo aplikasi itu, Nur Hikmah langsung tersenyum. “Ini dia yang saya cari!” gumamnya dalam hati.
Sebagai kepala sekolah, Nur Hikmah paham betul tantangan guru untuk mengukur kemampuan membaca siswa. Proses pengukuran manual mengharuskan guru membuat alat tes tertulis, mengajukan pertanyaan, mengamati langsung siswa saat membaca, dan membuat analisis setelah asesmen selesai. Semua itu menyita waktu dan tenaga.
Alasan ini yang membuat Nur Hikmah langsung jatuh hati kepada ASI ASLI. Dia merasa seperti mendapatkan durian runtuh. Aplikasi ini bisa mengurangi beban guru. “Saya baru mengetahui adanya aplikasi yang dapat mempermudah guru dalam mengukur kemampuan baca siswa. Dengan aplikasi ini, guru tidak perlu lagi menghitung manual untuk menentukan level kemampuan anak,” tukasnya dengan girang.
Nur Hikmah sangat antusias dengan manfaat yang ditawarkan oleh ASI ASLI. Ia berencana memperluas penggunaan aplikasi ini di sekolahnya. Dengan data yang akurat dari ASI ASLI, sekolah dan guru bisa menyusun program pembelajaran yang relevan. “Siswa yang membutuhkan bantuan ekstra bisa langsung mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan. Saya akan memulai dengan memberikan pelatihan kepada rekan guru melalui KKG dan kepala sekolah melalui K3S,” tambah Nur Hikmah.
Lalu Jazuli mengatakan aplikasi ASI ASLI dibuat untuk mempermudah guru melakukan asesmen kemampuan membaca siswa SD. Aplikasi ini memungkinkan guru untuk mendapatkan hasil asesmen yang komprehensif dan akurat dengan cepat. ASI ASLI secara otomatis mengklasifikasikan siswa ke dalam beberapa level kemampuan, mulai dari tingkat mahir, cakap, dasar hingga tingkat membutuhkan intervensi khusus. “Tidak hanya sekadar nilai, ASI ASLI juga memberikan analisis tentang di mana siswa mengalami kesulitan,” jelas Lalu Jazuli.
ASI ASLI bisa diakses dengan mudah. Guru tinggal mengakses tautan ASI ASLI di https://ee.humanitarianresponse.info/x/QtdEtKba. Guru dapat menggunakan ponsel maupun komputer untuk mengakses aplikasi ini dari mana saja. ASI ALSI juga menyediakan panduan operasional. Guru tinggal melakukan asesmen individual kepada siswanya.
Setelah asesmen selesai, guru tidak perlu lagi melakukan analisis. ASI ASLI sudah langsung menyediakan data dan level kemampuan siswa. Karena kemampuannya ini, ASI ASLI dapat digunakan sebagai alat asesmen formatif, sehingga guru bisa mengukur perkembangan kemampuan anak secara terus-menerus. “Penggunaan ASI ASLI tidak hanya mengurangi beban waktu guru untuk melakukan asesmen dan analisis hasil, tetapi juga mengurangi biaya karena tidak perlu menggandakan alat asesmen terus-menerus,” pungkas Lalu Jazuli.
Lahirnya ASI ASLI
Lalu Hamdian, akademisi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram (FKIP UNRAM), NTB, menjelaskan awal mula lahirnya ASI ASLI. Perjalanan aplikasi ini dimulai pada Februari 2021 saat Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) bermitra dengan FKIP UNRAM untuk melaksanakan Program Semua Anak CERDAS (Cakap Literasi dan Numerasi Dasar). Program ini bertujuan merespons rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa di Loteng. Implementasi Program Semua Anak CERDAS didukung oleh Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), sebuah kemitraan antara Australia – Indonesia di bidang pendidikan.
FKIP UNRAM mendesain Program Semua Anak CERDAS dengan model partisipatif dan konsultatif. Semua pihak terlibat dalam mencari solusi untuk memperbaiki hasil literasi dan numerasi siswa. Sebuah kegiatan besar bertajuk Rembuk Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah diadakan untuk menampung masukan dari semua pihak. “Kami melibatkan banyak pihak untuk memastikan solusi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan Lombok Tengah,” tegas Hamdian.
Pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh Program Semua Anak CERDAS berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan literasi. Guru mulai terbiasa melakukan asesmen literasi berbasis kertas, baik menggunakan asesmen hasil adaptasi pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) maupun alat asesmen literasi yang ada di platform pendidikan lain. Namun, karena guru masih harus melakukan asesmen ini secara manual, sehingga mereka kesulitan mendapatkan level kemampuan siswa dengan cepat. Guru harus menghabiskan banyak waktu untuk menganalisis hasil asesmen. Guru membutuhkan pendekatan asesmen yang lebih cepat, efektif, dan efisien.
Dinas Pendidikan Loteng menyadari kebutuhan ini dengan menawarkan solusi digitalisasi. Disdik membentuk Tim Akselesari Literasi Numerasi Kabupaten (TALK) untuk mengembangkan alat asesmen literasi berbasis website, yang kemudian dinamai ASI ASLI. Tim pengembang aplikasi kini ini terdiri dari staff disidik, pengawas, dan kepala sekolah. Setelah beroperasi, aplikasi tidak hanya membantu guru-guru di Loteng, tetapi juga digunakan secara luas oleh guru-guru dari daerah lain di NTB. Guru dari kabupaten dan kota mana saja bisa mengunakan ASI ALSI secara gratis.
Dampak Kolaborasi
Lebih lanjut, Hamdian menyampaikan bahwa melalui kemitraan ini FKIP UNRAM memiliki kesempatan untuk berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan hasil belajar anak, terutama dalam literasi dan numerasi. Sebagai institusi yang memiliki kapabilitas dalam pembelajaran literasi dan numerasi inklusif, peran FKIP UNRAM tidak hanya mempersiapkan calon guru, tetapi juga aktif meningkatkan kemampuan pedagogis guru yang sudah bertugas di sekolah.
Lalu Hamdian mengatakan bahwa rendahnya keterampilan literasi dan numerasi telah menjadi masalah pendidikan yang mendera Indonesia selama dua dekade. Pemerintah pusat, provinsi, daerah, universitas, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini. Semakin baik keterampilan literasi dan numerasi, maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. Namun sebaliknya, semakin rendah keterampilan literasi dan numerasi anak, maka semakin sulit bagi anak untuk berkembang, menguasai pengetahuan, dan keterampilan. Anak berisiko terjebak dalam efek Matthew, yaitu anak gagal berkembang karena tidak terampil membaca.
Lalu Hamdian juga menyoroti risiko jangka panjang yang akan mengancam anak-anak Indonesia jika mereka tidak memiliki keterampilan literasi dan numerasi sejak dini. Menurut studi World Literacy Foundation (2022), ketidakmampuan membaca di tingkat pendidikan dasar tidak hanya menghambat prestasi akademik, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah sosial, kesehatan, dan ekonomi yang lebih luas di kemudian hari. Studi ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat literasi di Indonesia mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar, mencapai 200 triliun rupiah setiap tahun. Perhitungan ini mencakup potensi hilangnya pekerjaan dan pendapatan, penurunan produktivitas, berkurangnya kesempatan untuk memiliki aset bernilai tinggi, dan rendahnya kualitas hidup. (*)
Komentar