
Lombok Timur, Corong Rakyat- Aksi demontrasi Konferderasi Serikat Pekerja Nasional ( KSPN ) Kabupaten Lomok Timur didepan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ( Dukcapil ) Kabupaten Lombok Timur, Selasa (15/9) steril dari kepentingan pihak ketiga, demikian ditegaskan koordiantor aksi Eko Rahady usai menggelar aksi.
Dalam bentangan spanduk pada demo tersebut banyak tertulis meminta PLT Kadis Dukcapil Sateriadi untuk tidak diangkat menjadi kadis defenitif, pasalnya Sateriadi juga ikut mengikuti seleksi pelelangan jabatan dengan memilih formasi dukcapil.
Selain itu dalam orasinya, eko juga menyindir kedekatan Sateriadi dengan isteri bupati Hj. Supinah, dalam konteks garis koordinasi Sateriadi dianggap salah prosedural, karena telah mengabaikan pemimpin tertinggi yakni Bupati Lombok Timur H. Moh Ali BD.
” Yang jadi bupati saat ini Dr. Ali Bin Dachlan bukan Hj. Supinah,” teriak Eko.
Selain meminta agar Sateriadi tidak ditetapkan menjadi Kadis pada seleksi beberapa eselon dua, Eko sapaan akrabnya juga menilai pelayanan pada Dukcapil amburadul, mereka menetapkan jam pelayanan semaunya.
” Anda harus ingat, kalau jam kerja itu enam hari, bukan jam 10,” Jelasnya.
Sementara itu PLT Kadis Dukcapil yang juga merangkap Sekdis, Sateriadi yang ditemui diruangannya membantah seluruh tuduhan yang dilontarkan peserta aksi. Ia menyebut bahwa pihaknya tidak pernah mengurangi jam pelayanan sesuai jam pelayanan yang ditetapkan bupati, bahkan menurutnya pegawai Dukcapil kerap kali harus melayani, kandatipun jam kantor sudah habis.
” Bapak saksikan sendiri, silahkan ditanya apakah tuduhan mereka betul,” ujarnya.
Terkait tuduhan bahwa dirinya menjadi anak kesayangan isteri bupati. Sateriadi juga membantah. Selama ini. Hj. Supinah ia kenal sebagai isteri bupati dan tidak lebih dari itu. Kalapun selama ini bertemu dalam suatu acara, tidak lebih dalam konteks acara dinas.
” Saya mengenal beliau hanya sebagai isteri bupati,” ujarnya.
Ditanya adakah indikasi kalau demo KSPN ditunggangi oleh para pesaingnya yang juga ikut mengikuti tes pelelangan jabatan, iapun tertawa panjang.
Hal yang sama juga ketika ditanya maksud pendemo mengucapkan terimakasih pada saat usai menggelar aksi didepan Kantor camat selong, yang juga salah satu kompetitor dalam pelelangan jabatan eselon dua tersebut. Lagi-lagi Sateriadi tertawa besar.
” Beliau itu teman saya. Saya tidak merasa bersaing dengan beliau,” kilah Sateriadi.
PLT Kadis Dukcapil ini juga menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak bernafsu mengejar jabatan Kadis Dukcapil. Kalau ternyata demontrasi KSPN hanya sekedar menggajal dirinya menjadi kadis dengan kedok mempersoalkan pelayanan Dukcapil.
” Saya ikut pelelangan jabatan bukan karena saya bernafsu dengan jabatan, tapi lebih saya ingin ada perubahan pada kantor ini, untuk merubah itu kita harus punya kapasitas,” terangnya.
Ia juga menyebut, penempatan pejabat dilingkup pemda lotim adalah sepenuhnya kewenagan bupati, jadi tidak perlu kita melakukan cara agar bupati melirik dan berkesimpulan kitalah orang yang paling dekat.
Sementara itu. Eko yang diminta klarifikasi terkait teriakannya didepan kantor camat selong yang mengucapkan kata-kata” terimakasih pak camat selong” mengatakan bahwa sama sekali tidak terkait dengan proses seleksi lelang jabatan saat ini dan iapun tidak mengetahui kalau camat selong Sanusi, SH, MH ikut kompetisi pelelangan jabatan.
” Saya mengatakan terimakasih kepada pak camat selong, karena beliau dosen saya,” kata Eko dihadapan para wartawan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PLT Dukcapil, camat selong Sanusi, SH juga ikut mengambil bagian dalam pelelangan jabatan tersebut bersama keempat pejabat lainnya yakni Sateriadi PLT Kadis dukcapil, kemudian Sekdis Dishubkonifo, Kabid infokom Idaham khalid, Kabid Tata Ruang pada dinas PU.(One)