Mataram, corongrakyat.co.id – Rombongan komisaris dan direksi PT. Bank NTB senin siang (27/10/2014) diterima Gubernur, Dr.TGH.M.Zainul Majdi di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut, H. Idris Kadir (Komisaris Utama) beserta rombongan menyampaikan perihal rencana pelaksanaan Rapat Kerja Wilayah Timur Forum Komunikasi Dewan Komisaris/Pengawas BPDSI Wilayah Timur (Rakerwil FKDK/P BPDSI) yang akan digelar Kamis, 27 November 2014 mendatang di Hotel Santosa Senggigi. Selain itu, rombongan PT. Bank NTB juga menyampaikan beberapa hal terkait permasalahan pemenuhan Modal Inti PT Bank NTB.
Pada kesempatan tersebut, pihak PT.Bank NTB menyampaikan beberapa solusi yang direkomendasikan oleh dewan komisaris dalam rangka pemenuhan modal inti, diantaranya melalui kegiatan road show ke semua pemegang saham, termasuk ke DPRD masing-masing untuk menjelaskan posisi modal inti bank dan dampak terhadap bank jika action plan untuk modal inti Rp.780 M tidak dapat dipenuhi pada akhir tahun 2014.
Upaya lain yang patut dipertimbangkan menurut dewan komisaris adalah dengan melakukan revaluasi asset tetap PT.Bank NTB, seperti gedung kantor dan tanah, serta untuk tahun berikutnya, sejak awal dalam RUPS tahun 2015( untuk tahun buku tahun 2015) dapat diusulkan agar pengurus bank diberi kewenangan untuk tidak membagi dividen terlebih dahulu, melainkan langsung dijadikan tambahan setoran modal bank. Sementara opsi terakhir yang menjadi pilihan adalah dengan mengusulkan merger 8 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik Pemda Prov/Kab/Kota yang total akan berjumlah Rp.108 Milyar (posisi September 2014). Dengan harapan merger tersebut akan menambah nilai modal inti Bank NTB sekaligus sebagai tambahan jaringan kantor cabang bank.
Seperti diketahui, menurut Otoritas Jasa Keuangan(OJK), modal inti bank NTB per September 2014 masih berada pada kisaran Rp. 622 Miliar, sehingga masih butuh tambahan sekitar Rp.158 miliar untuk memenuhi persyaratan modal inti Rp.780 miliar. Apabila hingga tenggat waktu 31 Desember 2014 tambahan modal tidak terealisasi, PT.Bank NTB terancam kehilangan layanan cash management system
Menanggapi hal tersebut, Gubernur menekankan bahwa permasalahan modal inti PT Bank NTB merupakan hal penting yang harus segera diselesaikan. Dalam hal ini, perlu ada kerja sama dan komunikasi yang efektif, baik di internal Bank NTB maupun dengan pihak kabupaten/kota. Intinya lanjut Gubernur, harus segera dicari solusi bagaimana agar PT.Bank NTB tetap bisa beroperasi dengan batasan yang diberikan, jangan sampai operasional yang sudah digagas terhambat, dan tidak bisa dikembangkan karena akan mengirim signal negative dan tidak mendukung upaya untuk menciptakan pencapaian yang lebih untuk Bank NTB.
Pada kesempatan akhir Gubernur berpesan kepada komisaris dan direksi agar selalu bermitra dengan baik, dan selalu menjaga solidaritas serta profesionalitas, dan dalam lingkungan kerja selalu mengedepankan azas meritrokasi, artinya yang memang berprestasilah yang akan mendapat peluang lebih baik, serta ditegakkan benar –benar reward n punishment. (HNTB)