
Walaupun benar-benar miskin, Inaq Suar tetap saja tak bisa menikmati bantuan RTLH dari pemerintah, alasan tak mempunyai dana stimulan menjadikan ia harus gigit jari melihat orang lain mendapat bantuan rumah tersebut, padahal bantuan dari pemerintah Prov NTB tak harus mempunyai dana stimulan.
Lombok Timur, Corong rakyat – Beginilah potret masyarakat miskin yang ada di Dusun Ambengan , Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur dibalik program pemerintah yang katanya pro rakyat, dimana sampai dengan saat ini persoalan Kemiskinan pada dusun ini dinilai masih belum mampu tersentuh atau tertangani secara merata oleh pemerintah Kabupaten Lombok Timur maupun Provinsi NTB hingga tahun 2015 ini. meskipun pemerintah telah banyak meluncurkan program-program berbasis pemberdayaan masyarakat miskin didaerah NTB.
Sebut saja Inaq Suar janda usia 60 Tahun, salah satu warga Dusun Ambengan, Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, di masa usia tuanya Inaq suar harus rela bekerja dengan keras untuk dapat memenuhi kebutuhan akan ekonomi keluarganya. Dalam hidupnya, Inaq Suar memiliki 3 orang anak, dua orang anaknya saat ini tengah berada di Negara Jiran Malasyia bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesis (TKI) pada sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di negara tersebut.
Meskipun kedua anaknya saat ini telah berhasil menjadi TKI ke negara Jiran Malaysia, akan tetapi kehidupan Inaq Suar tak kunjung berubah semenjak di tinggal oleh almarhum mendiang suaminya sepuluh tahun silam. Begitu juga dengan kondisi tempat tinggal atau rumah Inak Suar tergolong jauh dari layak huni, yang masih ia tempati sampai dengan saat ini.
Kendati pemerintah Provinsi NTB maupun pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah banyak meluncurkan program-program berbasis pemberdayaan masyarakat miskin yang dikelola oleh masing-masing dinas yang ada, seperti program pemberdayaan ekonomi masyarakat, rumah tidak layak huni dan lain-lainnya, akan tetapi dari semua program-program yang telah digulirkan oleh pemerintah tersebut satupun tidak ada yang pernah ia dapat nikmati, sebagaimana masyarakat lainnya yang ada di dusun tersebut kecuali raskin.
Adapun usaha yang kini digeluti oleh Inaq Suar untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bersama dengan satu orang anaknya yang sudah putus sekolah, ia berjualan pelecing kangkung pada kawasan wisata kuliner Labuhan Haji pada setiap minggunya.
Keuntungan yang di dapat dari hasil berjualan pelecing kangkung pada setiap minggunya dikawasan wisata kuliner labuhan Haji hanya sebesar Rp.50.000 dan keuntungan sebesar Rp 50.000 yang didapatinya dari hasil berjualan tersebut sebagiannya ia harus sisihkan untuk pengembalian pinjaman modal pelecing yang dipinjamnya dari salah satu bank harian alias bank rontok.
Saat media ini mengunjungi Inaq Suar di kediamannya di Dusun Ambengan Kampung Sasak pada Jum’at (18/09/2015), Inaq Suar sempat merasa senang dan merasa diperhatikan. curahan isi hati (Curhat) Inaq suar yang ditujukan kepada pemerintahpun sempat direkam oleh wartawan Corong Rakyat.
“Meskipun telah banyak bantuan yang telah dikucurkan oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi ke wilayah desa Labuhan Haji Lombok Timur, akan tetapi sampai dengan saat ini tak satupun program tersebut pernah saya nikmati sebagaimana tetangga-tetangga saya yang lainnya yang ada di desa ini yang terus intens diperjuangkan oleh pemerintah desa dan kecamatan untuk mendapatkan bantuan,” katanya.
Selain itu, Inaq Suar juga sempat membeberkan kepada media ini, beberapa waktu lalu dirinya memang pernah akan diperjuangkan oleh pihak desa dan kecamatan untuk diusulkan kepemerintah agar mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah, akan tetapi karena keterbatasan serta tidak memiliki dana swadaya untuk menunjang bantuan pemerintah tersebut, pihak desa dan kecamatanpun mengurungkan niatnya untuk mengusulkan Inaq Suar mendapatkan bantuan Pemerintah hingga sampaidengan saat ini.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Labuhan Haji Safrudin, SE., yang dikonfirmasi terkait dengan persoalan tersebut sangat ia benarkan,
menurutnya bantuan bedah rumah yang bersumber dari APBD itu hanya diberikan bagi masyarakat miskin yang siap serta memiliki dana swadaya agar bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa jalan terus alias tidak mubazir.
Sementara itu, pihak Kecamatan yang hendak dikonfirmasi, sampai berita ini diterbitkan tidak berhasil ditemui dikantornya. (Ari)