oleh

Dugaan Penyelewengan JPS G, FAM Jakarta-NTB Gelar Aksi Jilid II

Gubernur NTB selaku pimpinan tertinggi Provinsi NTB di minta untuk bersifat tegas dalam menangani permasalahan daerah , terlebih khususnya pada pendistribusian bansos covid-19.

JAKARTA, Corongrakyat.co.id -Forum Aktivis Mahasiswa Jakarta – NTB kembali menggelar aksi ke dua di depan KPK dengan permasalahan penanganan covid 19 Provinsi NTB.

Kordinator Lapangan (Korlab) Yogi Akbar mengatakan, BUMD Merupakan Badan Usaha Milik daerah yang seluruhnya sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah dengan tujuan untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian daerah pada umunya. Kemanfaatan itu tentulah dilaksanakan dengan pemerintahan yang bersih,transparan dan akuntabilitas,maka dari itu perlu adanya suatu kontrol sosial oleh masayarakat.

“Terlebih khususnya kami dari Forum Aktivis Mahasiswa jakarta- NTB yang di singkat FAM NTB menilai adanya suatu indikasi KKN yang di lakukan oleh PT Gerbang NTB Emas ( GNE ) sebagai perusahaan milik Daerah tersebut bahwa kami menilai tidak adil dan faire dalam melaksanakan suatu bisnis usaha,” ujarnya.

Yogi menambahkan, berdasarkan hasil laporan masyarakat dan data yang terima tentu sangat menyiksa mata batin kami sebagai mahasiswa asal NTB yang sekarang sedang menimbah ilmu di jakarta.

Masih Kata Yogi, adapun hal yang di lakukan oleh PT GNE pertama : Proses Pembelian Produk dalam JPS NTB Gemilang untuk bansos dan didistribusikan kepada masyarakat yang terkena dampak covid 19 itu dalam temuan tersebut. Tidak mengacu kepada Pagu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Pusat yang dimana acuan pembelian satu Paket seharga 12.500/ kg. Akan tetapi skema pembelian produk beras pada tahap 1 oleh Bulog, PT.GNE , Dinas Sosial dan Perindustrian terdapat temuan mark up harga pembelian produk.

“Ini yang menjadi pokok masalah yang terjagal pada kami sebagai masyarakat NTB, yang dimana pemerintah menganggarkan untuk pembelian produk beras sebesar Rp 13.125.000.000, kami menduga bahwa terindikasi tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Bulog, PT.GNE, dinas Sosial dan Dinas Perindustrian atas temuan mark up Pembelian produk beras tersebut,”Imbuhnya.

Dirinya juga mengatakan, pembelian produk tersebut yaitu produk beras yang berkutu, telor busuk, Teri berkutu, ini merupakan kegagalan yang dilakukan oleh PT.GNE sebagai penyedia itu menjadi permasalahan kami sebagai mahasiswa dijakarta.

” Kami juga meminta BPK untuk segera Audit anggaran covid 19 Provinsi NTB, KPK dan Kejaksaan Agung RI untuk segera memeriksa Direktur PT GNE dan dinas yang terlibat dugaan korupsi anggaran covid 19 Provinsi NTB,” Tungkasnya.

FAM meminta Gubernur selaku pimpinan tertinggi di Provinsi NTB harus bersifat tegas dalam menangani permasalahan daerah , terlebih khususnya pada penanganan covid 19 ini.
Apabila Gubernur tidak bisa, lebih baik mundur menjadi pimpinan di daerah, ini adalah kasus nasional yang harus serius di tangani oleh seluruh provinsi.

lebih jauh Yogi memaparkan Tuntuntannya, antara laian, Mendesak KPK untuk segera periksa PT GNE dugaan korupsi Anggaran penanganan covid 19 provinsi NTB, Mendesak KPK untuk segera periksa Kadis Perindustrian, Kadis Sosial, Kadis ketahanan Pangan, Kadis Perikanan dan Kelautan dan Kepala Bulog. (red).