Aksi Telanjang Sayadi Di Gedung DPRD…. Daeng Pelori: Hanya Cari Sensasi

Aksi Telanjang Sayadi SH di hadapan Ketua Komisi II DPRD Lombok Timur.
Aksi Telanjang Sayadi SH di hadapan Ketua Komisi II DPRD Lombok Timur.

Lombok Timur, CR – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Daeng Paelori. SE., mengatakan terkait dengan aksi telanjang Sayadi di Gedung DPRD beberapa hari lalu tidak lain merupakan upaya cari sensasi.

“Kalau yang dilakukan Sayadi, saya tidak tertarik menanggapinya, sensasi!!!. ,” singkat Daeng Paelori saat dimintai tanggapannya oleh wartawan CR  melalui Jejaring Sosial What’s App, Sabtu (26/03/2016).

Ditempat terpisah Sayadi menanggapi komentar Daeng Paelori tersebut mengatakan kalau Daeng Paelori menilai aksi yang ia lakukan beberapa hari lalu itu dinilai hanya sekedar cari sensasi, ia katakan itu salah besar, tegas Sayadi.

“Apa yang sudah saya lakukan beberapa hari kemarin, itu merupakan rasa kekecewaan kami dan sekaligus simbol untuk menunjukkan kemasyarakat luas bahwa DPRD saat ini banci, karena tidak mampu menyelesaikan persoalan nasib anak bangsa, aksi saya tersebut juga menunjukan akan ketidakpercayaan kami kepada DPRD. karena sudah tiga kali kami menghadap ke DPRD dan dua kali kami diundang oleh DPRD toh juga tidak ada titik temu terkait persoalan anak didik yang tengah mengikuti ujian di kantor polisi atas kebijakan pihak sekolah SMAN 1 keruak,” jelasnya

Oleh karena itu Sayadi menduga, dalam persoalan tersebut DPRD dan Dikpora ada kongkali kong .
“Saya curiga dan saya duga, dalam persoalan ini ada indikasi kongkali kong antara Kepala Dinas Dikpora Lotim dan DPRD Kabupaten Lombok Timur dalam hal ini Komisi II, karena setiap kali pihak UPTD dan Dikpora diundang oleh anggota dewan, pihak Kadis dikpora tidak pernah mau hadir untuk dapat menyelesaikan persoalan anak didik yang dikeluarkan oleh gurunya dari sekolah tersebut,” jelasnya

Ia juga mengingatkan semua pihak untuk jangan menganggap persoalan ini kecil, ini adalah persoalan nasib anak bangsa, terlebih dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ini persoalan pemecatan anak didik di sekolah, tegasnya.

Selain itu  yang lebih aneh lagi lanjut Sayadi, berapa sih jumlah anggota komisi II, kenapa dalam setiap pertemuan yang hadir hanya H.L Hasan Rahman saja dan ini ada apa, lalu kemana anggota komisi II yang lainnya, penasaran Sayadi. (Ari)