oleh

Tokoh NU dan NW Duduk Bareng, Nama Bandara Diserahkan ke Pemerintah

 
Polda NTB menginisiasi silaturrahmi tokoh masyarakat, dan para tuan guru dari organisasi NU dan NW yang bertujuan untuk pemeliharaan harkamtibmas di NTB. Di acara silaturrahmi itu para tokoh yang hadir sepakat jika penamaan dan perusakan plang bandara yang sempat memicu polemik diserahkan kepada pemerintah pusat.

MATARAM, Corongrakyat.co.id- Upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) di “Bumi Seribu Masjid” Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi atensi tersendiri Polda NTB. Kapolda NTB Irjen Pol. Mohammad Iqbal, S.I.K., M.H., menginisiasi “Silaturrahmi dan Doa Bersama” sebagai langkah mewujudkan kedamaian bersama tokoh NU-NW dan tokoh masyarakat tokoh pemuda, tokoh adat serta semua elemen masyarakat se-NTB.

Di hadapan para tokoh Pulau Lombok tersebut M. Iqbal menyampaikan peran penting para ulama dan tokoh masyarakat, yang menjadi kunci utama dalam penyelesaian setiap permasalahan yang ada.
 
“Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran dari para tuan guru,” kata Kapolda, Rabu (06/01/2020).

Jenderal Polisi bintang dua itu mengatakan, hampir semua undangan kegiatan silaturrahmi dan doa bersama hari ini hadir.
 
“Alhamdulillah wa syukurillah, pagi ini kalau boleh saya mengkatakan hampir semua undangan hadir, ini sangat membahagiakan saya,” katanya.
 
“Saya dinasehati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin, Pak Kapolda, insya Allah kalau niatnya baik, insya Allah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan,” tuturnya.

Mantan Kadiv Humas Polri itu mengatakan, silaturrahmi dan doa bersama yang digelar merupakan salah satu upaya, dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas). Walopun ada dinamika ditengah masyarakat, bila kita semua sering bersilatuhrahmi, inshaa Allah semua ada jalan keluarnya.
 
“Semoga dengan kita duduk bersama, bersilaturrahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Aamiin,” harapnya.
 

Perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) NTB TGH. Ma’rif Makmun Diranse menyampaikan, terkait persoalan penggantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL) pihaknya meminta agar sama-sama kita menempatkan faktor kedamaian sebagai faktor utama. Sesuai tema acara hari ini adalah ummat bersatu NTB damai.

 
“Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena mereka (warga NW, red) adalah sahabat atau teman,” ujarnya.

“Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan, dan lain-lain. Karenanya, kami warga NU meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW,” lanjut Pimpinan Ponpes Manhalul Ma’arif Darek itu, mari kita serahkan kepada pemerintah dan yang berwenang.

Sedangkan perwakilan organisasi NW TGH. Yusuf Makmun mengatakan, dalam kehidupan pasti beriringan dengan masalah. Namun permasalahan tidak semestinya menjadikan tercerai berai, sehingga berakhir dengan konflik sosial berkepanjangan. Pihaknya berharap perbedaan yang ada khususnya terkait nama bandara disikapi dengan arif dan bijaksana.

“Semoga perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah, mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan,” katanya.

Terkait penggantian nama bandara, pihaknya meminta agar dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya serta merupakan tugas pemerintah bersama instansi terkait lainnya.
 
“Soal nama bandara, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah,” tandasnya.

Tampak hadir dalam acara silaturrahmi dan doa bersama di Lapangan Tenis Mapolda NTB tersebut, Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A. Rizal Ramdhani, M.Han., Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda, Mustasyar PBNU yang juga Pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH. Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB, Prof. H. Syaiful Muslim, Ketua PWNU NTB Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag., para tokoh agama dan masyarakat (togama) serta tokoh pemuda Lombok Tengah, para tokoh organisasi NW, dan para Pejabat Utama (PJU) Polda NTB. (*)