oleh

Produksi Gabah Menurun, Petani di Desa Penujak Keluhkan Harga Rendah

Produksi gabah petani tahun ini terancam menurun. Petani hanya mendapatkan setengah dari hasil biasanya akibat serangan hama wereng, mati tunjung dan tanaman padi rebah akibat angin kencang beberapa waktu lalu.

LOMBOK TENGAH, Corongrakyat.co.id. – Petani di Desa Penujak Lombok Tengah sebagian besar mengalami kerugian pada musim panen kali ini. Hal itu akibat serangan hama wereng sejak tanaman padi akan berbuah. Serangan hama tersebut membuat daun padi menjadi berwarna kuning hingga akhirnya kering.

“Ketika serangan hama ini muncul, para petani sebetulnya sudah berupaya menyemprotkan pestisida namun tidak membuahkan hasil. Kemungkinan akibat lambatnya penanganan kemudian ditambah dengan serangan hama yang ganas,” ujar H. Jalaluddin salah satu ketua kelompok tani Desa Penujak, Selasa (14/04/2020).

Lebih jauh ia mengatakan, serangan wereng ini sangat cepat menjalar ke rumpun yang lain, karena daun menguning dan akhirnya kering. Hal ini mengakibatkan tanaman padi yang seharusnya berbuah dan berisi ternyata ikut kering dan tidak bisa dipanen sama sekali.

Hal ini juga disampaikan oleh Wildan, salah seorang petani yang mengalami nasib yang sama. Biasanya dari luas 1 hektar ia bisa panen 6-7 ton, sekarang hanya memperoleh kurang dari 4 ton. Berdasarkan kalkulasinya, dalam  1 hektar, kerugiannya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

“Jangankan untung, modal pun tidak akan tertutupi, apalagi kalau semua hal dikerjakan oleh buruh, hasil panen bisa habis untuk upah buruh. Saat ini harga gabah sangat murah, berkisar 380 ribu rupiah/kwintal dan harga paling tinggi 400 ribu rupiah/kwintalnya,”  terang Wildan.

Atas keadaan ini, para petani berharap agar pemerintah bisa menormalisasi harga gabah yang sebelumnya bisa mencapai harga 500 ribu rupiah/kwintal bahkan bisa menembus 600 ribu rupiah/kwintal. (Cr-Suhandi)