oleh

HKTI dan BNI Kerjasama Salurkan KUR Kepada Petani NTB

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berkerjasama dengan Bank Nasional Indonesia (BNI) salurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada perwakilan petani NTB di Lombok Timur (Lotim).

LOMBOK TIMUR, Corongrakyat.co.id- Dalam acara yang bertemakan Sinergi Bersama Penyaluran KUR Tani Untuk Mensejahterakan Petani tersebut
dihadiri langsung oleh Ketua Umum HKTI, DPP HKTI NTB, Direktur Pembiayaan Usaha Tani Kementerian Pertanian, Perwakilan BNI Cabang Mataram, Jasindo, serta unsur Forkopimda Provinsi NTB dan Kabupaten Lotim.

Direktur Pembiayaan Usaha Tani
Kementan, Ir. Indah Megawati,
menyatakan jika target pemerintah untuk penyaluran KUR sebesar Rp.190 T, kemudian yang dialokasikan untuk pertanian sebesar Rp. 85 T, di mana Rp. 50 T dikhususkan teralokasi untuk HKTI dengan lima sasaran komoditi produksi pertanian.

“Target pemerintah 190 T untuk KUR, untuk pertanian dialokasikan 85 T, sedangkan untuk HKTI mendapatkan alokasi 50 T pada lima komoditi yaitu tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan lainnya,” katanya

Ia juga menambahkan dana KUR yang dialokasikan untuk Pengurus HKTI Provinsi NTB sejumlah Rp. 1 T, tetapi yang bisa terealisasi pada tahun ini hanya Rp. 500 M.

Dalam kesempatan tersebut, Indah mengungkapkan pula, untuk KUR yang disalurkan melalui HKTI diberikan suku bunga lunak, berkisar 6 persen per tahun, dengan skema petani tidak diberikan uang tunai, melainkan prasarana dan sarana produksi.

“Besaran suku bunga untuk KUR sangat lunak, hanya 6 persen saja per tahun. Kita berikan dalam skema prasarana produksi, kalau kita berikan dalam bentuk tunai nanti dipakai beli motor sama petani kita,” ujarnya sambil tersenyum.

Sementara itu Ketum HKTI, Muldoko menegaskan jika pemerintah mendorong agar KUR disalurkan semaksimal mungkin, pun terdapat permasalahan.

“Pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi mendorong KUR sebanyak-banyaknya diserap, tapi yang kita temukan tidak mudah karena persoalan administrasi yang berbelit,” jelasnya.

Sambungnya, “hari ini akan direalisasikan KUR kepada petani dengan skema terbaik, dengan skema yang paling aman. Intinya saling percaya dan saling menguntungkan,” tegas Moeldoko.

Pada kesempatan itu, Ia pula menjelaskan, bahwa terdapat lima persoalan kronis yang dialami oleh petani dan bidang pertanian di Indonesia.

“Terdapat lima masalah yang kita alami saat ini, persawahan semakin sempit, petani kekurangan modal, teknologi pertanian yang tertinggal, manajemen petani yang tidak rapi, dan terkahir persoalan pasca panen semisal harga anjlok dan daya tahan hasil panen yang rendah,” paparnya.

Terkait dengan itu, dirinya selaku Ketua HKTI berharap agar permasalahan tersebut dapat diketahui dan dijadikan pembelajaran oleh petani, agar lebih termotivasi untuk bekerja keras, lebih produktif dan mampu mencapai taraf hidup yang sejahtera.

Moeldoko juga berpesan kepada H. Rumaksi selaku Ketua DPP HKTI NTB untuk bisa melakukan sinkronisasi skala kebutuhan petani dari hulu sampai hilir.

“Saya harapkan Pak Rumaksi bisa mensingkronkan semua kebutuhan dari petani mulai dari kapan massa panen, varietas bibit, kebutuhan lahan, pupuk, air, semuanya sampai masa pasca panen, semoga petani kita di sini bisa surplus” ulasnya.

Tutupnya, Ia berpesan kepada para petani yang hadir, untuk mentaati protokol kesehatan, tetap waspada dan terus bekerja keras.

“Saya imbau kepada para petani untuk selalu waspada dan taati protokol dalam setiap kegiatan, kita tidak boleh takut tapi harus waspada karena kehidupan terus berjalan,” pungkasnya. (Cr-Pin)