oleh

Antisipasi Idul Fitri, Bakesbangpoldagri Gelar Rapat

Antisipasi hari raya Idul Fitri Bakesbangpioldagri gelar rapat dengan FKDM
Antisipasi hari raya Idul Fitri Bakesbangpoldagri gelar rapat dengan FKDM

Lombok Timur,corongrakyat.co.id – Guna mengantisipasi berbagai kerawanan menjelang Idul Fitri, Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri ( Bakesbangpoldagri ) besama Forum Kewaspadan Dini Masyarakat (FKDM) menggelar rapat koordinasi yang bertempat di Aula Setempat,( Selasa ,0 /07/2015).
Rakor yang langsung dipimpin oleh Kepala Bakesbangpoldagri H. Sudirman, S.Sos dan Ketua FKDM Muhasim, MM berlangsung Alot, dari berbagai issu yang berhasil dihimpun anggota forum, ternyata membutuhkan keterlibatan berbagai stakeholeder, salah satunya adalah adanya indikasi penipuan pada promosi diskon besar-besaran menjelang Lebaran, bila tidak diantisifasi, pola terselubung ini bisa menimbulkan reaksi negatif bagi konsumen, dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan menamnah daftar kriminal di Gumi Patuh Karya.
Menurut anggota forum Johan Maligan, MH. Bakesbangpoldari bersama forum harus terjun bersama Dinas Energi Sumber Daya Mineral Perindustrian dan Perdagangan ( ESDM PP ) ke lokasi-lokasi yang diduga mempratikkan cara-cara promo yang tidak sehat tersebut.
“ Kita harus menggandeng Dinas perdagangan, untuk memantau hal tersebut, kita tidak melakukan investigasi, tapi sekedar memantau,” ujar Johan Maligan yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Gunung Rinjani (UGR)  ini.
Selain pemantauan promo berbau penipuan, Johan juga mengusulkan agar Distribusi Paket Lebaran yang totalnya sebabyak 80 Ribu paket tersebut disinyalir berpotensi menimbulkan kerawanan, dari berbagai informasi yang dihimpun anggota Forum, bahwa ternyata data yang digunakan Kabupaten untuk membuat Kuota penyaluran tidak semua berasal dari Kepala Desa ( Kades ), hal inilah yang dikhawatirkan akan terjadi kerawanan, bila nanti kepala desa merasa tidak dilibatkan, mereka cenderung muncul ego sektoralnya, untuk tidak mau mengambil dan mendistribusikan paket lebaran tersebut, maka dipastikan akan menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat, disatu sisi masyarakat sangat membutuhkan parsel lebaran bagi yang kategori fakir miskin, disatu sisi bagi pendukung setia kepala desa, dengan berat hati menolak paket tersebut, demi menjaga marwah dan Kehormatan pilihannya. Pada konteks inilah menurut Johan sumbu konflik akan meledak ditengah-tengah masyarakat.
Selain masalah tersebut, disinyilair beras yang jumlahnya 15 Kg per-paket, diduga berbau dan tidak layak dikonsumsi,  hal inipun bisa menimbulkan reaksi massa, bila suatu saat ada yang membakar dan menyulut sumbu tersebut.
“ Saya dengar, beras Paket lebaran tersebut, berbau dan rusak,” Kata Johan.
Pada persoalan ini, Johan Meminta agar, Kesbangpoldagri dan forum harus melakukan pemantauan secara berlapis, tidak boleh sekecil apapun reaksi publik yang tidak dideteksi oleh forum, sehingga langkah-lamgkah antisipasi bisa dilakukan oleh para pemangku kebijakan, tanpa itu, maka ketentraman masyarakat tidak akan bisa tercapai.(One)